Minggu, 02 Mei 2010

Pendidikan dan Tingkat Produktivitas

Hubungan antara Pendidikan dan Tingkat Produktivitas

Ketika pendapatan dijadikan sebagai alat ukur manfaat yang diperoleh dari pendidikan, maka akan timbul dua masalah. Pertama; jika pasar tenaga kerja tidak kompetitif, kemudian tingkat upah relative bukan sebuah alat ukur yang digunakan dalam mengukur produktivitas relative antara tenaga terdidik dan tidak terdidik. Kedua; pendapatan tidak dapat digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dari pendidikan bagi pekerja yang bekerja disektor ekonomi non upah. Pendapatan berdasarkan usia digunakan untuk menghitung tingkat kembalian sosial biasanya dihasilkan dari survey yang dilakukan pada pasar tenaga kerja kota, dan sedikit sekali informasi mengenai bagaimana pendidikan dapat mempengaruhi pendapatan dari pekerja mandiri atau pendapatan masyarakat desa. Sebuah studi yang dilakukan oleh Bank Dunia di Kenya mengenai penghitungan pendapatan berdasarkan usia dan mengenai tingkat kembalian untuk pendidikan desa dan kota telah menunjukkan bahwa pendapatan dari pekerja mandiri pemilik tanah di kota tersebut dapat meningkat karena pengaruh tingkat pendidikan (Thias dan Carnoy 1972:59). Pada masyarakat desa, pengaruh pendidikan lebih besar pada pendapatan non-tani.
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh bank Dunia dari 18 studi dalam rangka mencari tahu hubungan antara pendidikan dan efisiensi atau produktifitas pertanian, diukur berdasarkan hasil panen (Lockheed, Jamison, dan Lau 1980). Dari hasil survey tersebut disimpulkan bahwa jika petani telah menyelesaikan pendidikan selama empat tahun pada pendidikan dasar, maka produktivitas rata-ratanya 8,7 persen lebih besar daripada petani yang tidak berpendidikan. Pendidikan dapat meningkatkan keterampilan penggunaan tehnik bertani. Pengaruh pendidikan juga dapat dilihat ketika petani dapat menggunakan input pelengkap dalam kegiatan pertanian mereka. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa pendidikan memiliki pengaruh positif pada lingkungan pertanian modern daripada pertanian tradisional.
Bukti lain mengenai pengaruh pendidikan terhadap produktifitas juga diperoleh dari studi yang dilakukan oleh Bank Dunia di Korea, Malaysia dan Thailand (Jamison dan Lau 1982) dan studi di Nepal dan di Thailand (Jamison dan Moock 1984). Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa “pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan” (Jamison dan lau 1982:8).

Apakah Perbedaan Pendapatan dapat Mengukur Tingkat Produktivitas?

Ide dasar persaingan sempurna merupakan inti untuk teori ekonomi, walaupun pada umumnya disetujui bahwa tidak ada pasar yang persaingan yang benar-benar sempurna. Misalnya saja, pernyataan teori ekonomi bahwa jika pasar tenaga kerja merupakan pasar persaingan sempurna, tingkat upah dapat diukur dari produk marginal para pekerja, perbedaan pendapatan dapat diukur dari peningkatan produktivitas, dan pendapatan tambahan pekerja terdidik dapat digunakan untuk mengukur kontribusi tambahan mereka. Sejak pasar tenaga kerja bukan lagi termasuk pasar persaingan sempurna baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang, kekakuan institusi dapat mempengaruhi ketentuan upah relative. Penyimpangan tersebut merupakan sebagian bukti pada negara berkembang dimana sector umum sejauh ini pekerja terbesar terdiri dari tenaga kerja terdidik, dan tingkat gaji ditentukan secara kelembagaan.
Bagaimanapun juga ada dasar atau alasan untuk mempercayai bahwa perbedaan pendapatan tidak memberikan pengaruh yang cukup untuk menggambarkan produktivitas marginal.

Fungsi tingkat Upah dan Pendapatan Bayangan

Sulit untuk menghitung upah bayangan atau harga bayangan. Beberapa percobaan menggunakan rata-rata upah bayangan dan harga bayangan untuk menghitung tingkat kembalian social dari investasi pendidikan di negara-negara berkembang (Psacharopoulos 1970, Dougherty 1972), tapi pada umumnya analisis biaya dan manfaat pendidikan telah disandarkan pada pasar harga dan upah.

Tidak ada komentar: